Langsung ke konten utama

Postingan

Penyerang Kekasih Allah

Islam diturunkan oleh Allah SWT melalui malaikat Jibril yang membawa wahyu dari Allah untuk disampaikan kepada Muhammad. Proses dijadikannya Muhammad sebagai seorang nabi melalui kisah panjang dan bukan sembarang orang. Ia adalah orang terpilih di antara milyaran bahkan triliyunan orang di dunia, baik yang telah tiada maupun yang akan datang. Nasabnya pun terjaga. Nabi Ibrahim menjadi bapaknya yang ia akui berkat keshalihan dan keimanannya. Terlahir dari Bani Hasyim, sebuah klan terhormat bukan karena harta semata. Kisah percintaan kedua orang tuanya, Aminah dan Abdullah tanpa kenal zina. Sepeninggal keduanya, ia diasuh dengan penjagaan yang tertata tanpa hilang dari jangkauan kejelian mata. Kehalalan atas dirinya berasal dari keberkahan harta yang terhindar dari barang haram maupun azab pedih neraka. Perang yang dipimpinnya jauh dari kata kalah terhadap lawan dihadapannya. Beristerikan wanita mulia. Keturunannya tetap terjaga untuk melindungi risalahnya. Tempat kembalinya adalah sur
Postingan terbaru

Dimana Mata Hati Dunia?

Kehidupan kaum Muslimin semakin terpuruk pada beberapa daerah tertentu, seperti Xinjiang, China. Wilayah Xinjiang sebagai daerah otonom memperlakukan klan mayoritas Muslim, Uyghur, merana. Kita sebagai warga negara Indonesia yang hidup dalam ketenteraman sudah sepantasnya memiliki rasa memiliki yang tidak terbatas oleh dinding tembok besar bernama nasionalisme. Bukan berarti kita harus membenci negara kita sendiri atau pun acuh dan apatis terhadap apa yang sedang terjadi di negara sendiri, namun Muslim Uyghur juga merupakan saudara seagama. Tidak bertolok ukur dari akademisi yang tersirat mengatakan bahwa penggunaan hadis hanya dalam taraf shahih saja, tetapi apabila kita membuka hati dan pikiran kita untuk mempercayai hadis-hadis lainnya, in syaa Allah   akan terdapat hikmah dibaliknya dan sudah sepantasnya demikian. عَنْ أَبِي مُسَى عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أِنَّ الْمُؤْمِنَ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا وَشَبَّكَ أَصَابِعَهُ. (

Ciptaan Sempurna

Ada sebuah cerita yang sangat dramatis di atas sana. Percakapan itu menjadi sangat seru ketika saling bertanya dan memberi jawaban. Percakapan ini merupakan percakapan yang butuh mengetuk pintu langit untuk mendengarkannya. Dengarkan saja kawan, itu saja sudah sangat menyejukkan. Ketika Allah menciptakan wanita, malaikat datang dan bertanya, ”Mengapa Engkau begitu lama menciptakan wanita, Ya Allah?” Allah pun menjawab, “Sudahkah engkau melihat dengan teliti setiap apa yang telah aku ciptakan untuk wanita? Lihatlah. Kedua tangannya mampu menjaga banyak anak dalam waktu yang sama, memiliki pelukan yang bisa menyembuhkan luka hati dengan mendengarkan keluh kesah secara saksama. Semua itu dapat ia lakukan hanya melalui kedua tangannya.” Malaikat bertanya dengan terheran-heran, “Hanya dengan dua tangan? Mungkinkah, Ya Allah?” Sang Maha Segalanya menjawab, ”Tidakkah kau tahu, dia juga dapat menyembuhkan dirinya sendiri yang telah bekerja berjam-jam dalam sehari?” Malaikat mendekat d

Sunnah Rasul itu Indah

Rumah merupakan tempat tinggal bagi manusia yang hidup dalam suatu lingkungan keluarga. Tidak peduli apakah rumah tersebut berada di tengah kota, pinggiran bahkan dipelosok sekalipun tidak akan mengurangi kebahagiaan penghuni. Terlebih, bagi anak perantauan yang melangkah jauh dari lingkungan rumah, keluarga, desa, atau kerabat, sehingga menjadi suatu kerinduan yang menggunung untuk pulang ke kampung halaman di waktu liburan panjang.  Hal ini tidak menjadi perdebatan bagi anak perantauan yang senantiasa menjadi keakraban dengan keluarga di rumah meskipun hanya melalui handphone . Rumah yang dirindukan tentu memiliki daya tarik tertentu sehingga menimbulkan kecenderungan untuk pulang ketika sudah meraih kesuksesan di kota orang. Beberapa hal yang menjadi daya tarik adalah: 1.       Kasih Sayang Orang Tua Merupakan sebuah keistimewaan bagi sebuah keluarga jika orang tua selalu memberikan kasih sayang yang cukup bagi anak-anaknya. Sejak lahir hingga dewasa dibekali makna hidup seja

Rumahku Surgaku

Rumah merupakan tempat tinggal bagi manusia yang hidup dalam suatu lingkungan keluarga. Tidak peduli apakah rumah tersebut berada di tengah kota, pinggiran bahkan dipelosok sekalipun tidak akan mengurangi kebahagiaan penghuni. Terlebih, bagi anak perantauan yang melangkah jauh dari lingkungan rumah, keluarga, desa, atau kerabat, sehingga menjadi suatu kerinduan yang menggunung untuk pulang ke kampung halaman di waktu liburan panjang.  Hal ini tidak menjadi perdebatan bagi anak perantauan yang senantiasa menjadi keakraban dengan keluarga di rumah meskipun hanya melalui handphone . Rumah yang dirindukan tentu memiliki daya tarik tertentu sehingga menimbulkan kecenderungan untuk pulang ketika sudah meraih kesuksesan di kota orang. Beberapa hal yang menjadi daya tarik adalah: 1.       Kasih Sayang Orang Tua Merupakan sebuah keistimewaan bagi sebuah keluarga jika orang tua selalu memberikan kasih sayang yang cukup bagi anak-anaknya. Sejak lahir hingga dewasa dibekali makna hidup seja

Mandiri itu Keren!

Menjadi manusia terpelajar merupakan kebanggaan tersendiri dalam jiwa seseorang. Siapa di dunia ini yang tidak ingin terlihat terpandang? Pasti semua mau. Ali bin Abi Thalib pernah berkata, barangsiapa yang memiliki harta, maka ia akan menjaga hartanya itu, tetapi bila ia memiliki ilmu, maka ilmu yang akan menjaganya. Menjadi orang yang kaya harta itu memang menyenangkan, akan tetapi orang yang kaya akan ilmu pasti akan tenang dan tenteram hidupnya. Mungkin memang benar, orang yang tidak memiliki gelar berderet bisa memiliki banyak harta, namun untuk apa memiliki harta jika tidak berilmu? Antara ilmu dan harta saling berkaitan satu sama lain, namun prioritas utama adalah bekal ilmu yang bermanfaat bagi diri dan orang lain. Seorang siswa, murid, maupun mahasiswa memiliki tugas utama, yaitu be-la-jar. Ya. Belajar. Satu kata penuh perjuangan, tidak hanya sarat akan makna. Tidak serta-merta orang akan mudah pintar dan cerdas tanpa belajar. Proses belajar itu sendiri pun juga harus ben

Mahasiswa sebagai Pohon Kokoh

Mahasiswa seringkali disebut agent of change yakni agen perubahan, yang mana perubahan besar ada pada kemampuan dan kokohnya tangan. Perubahan besar itu tentu perubahan yang diharapkan menuju pada kebaikan dan dapat dirasakan oleh banyak orang, bahkan menjadi barometer dan contoh bagi yang lain. Pertanyaan mendasar yang perlu dijawab adalah bagaimana perubahan itu bisa dilakukan oleh mahasiswa supaya perubahan itu tidak hanya sebagai opini belaka? Jawabannya adalah dengan Ibda’ bi nafsi!!! (mulailah dari diri sendiri). Tidak mungkin perubahan baik itu muncul begitu saja tanpa adanya usaha dan proses yang dilakukan untuk mewujudkannya, sehingga apapun yang dilakukan sebenarnya bertujuan untuk memperbaiki diri, memantaskan diri dan menjadikan diri menjadi lebih baik dari sebelumnya. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:             “Hari ini harus lebih baik dari kemarin, dan besok harus lebih baik dari hari ini”             Sabda Rasulullah di atas menunjukkan betapa pentingnya per