Langsung ke konten utama

Mandiri itu Keren!

Menjadi manusia terpelajar merupakan kebanggaan tersendiri dalam jiwa seseorang. Siapa di dunia ini yang tidak ingin terlihat terpandang? Pasti semua mau. Ali bin Abi Thalib pernah berkata, barangsiapa yang memiliki harta, maka ia akan menjaga hartanya itu, tetapi bila ia memiliki ilmu, maka ilmu yang akan menjaganya.
Menjadi orang yang kaya harta itu memang menyenangkan, akan tetapi orang yang kaya akan ilmu pasti akan tenang dan tenteram hidupnya. Mungkin memang benar, orang yang tidak memiliki gelar berderet bisa memiliki banyak harta, namun untuk apa memiliki harta jika tidak berilmu? Antara ilmu dan harta saling berkaitan satu sama lain, namun prioritas utama adalah bekal ilmu yang bermanfaat bagi diri dan orang lain.
Seorang siswa, murid, maupun mahasiswa memiliki tugas utama, yaitu be-la-jar. Ya. Belajar. Satu kata penuh perjuangan, tidak hanya sarat akan makna. Tidak serta-merta orang akan mudah pintar dan cerdas tanpa belajar. Proses belajar itu sendiri pun juga harus benar. Bagi seorang pelajar yang menyokong dirinya sebagai pelajar sejati, maka belajar ditengah gulitanya malam pun tak apa. Proses tidak akan mengkhianati hasil. Uktub bil khair!
Bagaimana perasaan Anda melihat orang lain dengan seenak jidatnya sendiri mencontek ketika ujian? Kalau penulis merasa sangat kesal. Budaya seperti itu bukan merupakan budaya yang mandiri sekaligus tidak pantas dilestarikan. Jadilah pelajar yang mandiri. Jadilah diri sendiri dengan membawa tabir kelimuan. Ilmu itu memiliki posisi yang sangat mulia.
Kalau kita kembali pada masa Rasulullah pertama kali mendapatkan wahyu dari Sang Maha Ilmu, apa yang dikatakanNya? Iqra! Bacalah! Baca apa, Ya Allah? Membaca dan menulis pun Rasulullah tidak bisa. Oh my God. Rasulullah memang tidak bisa membaca dan menulis, tetapi beliau memiliki akal cerdas yang terpelihara. Al-Qur’an diturunkan untuk orang-orang yang dapat membaca tanda-tanda kekuasaanNya dan untuk orang-orang mau berpikir.
Selalu orientasikan pikiran kita sampai ke akhirat. Akhirat memang sesuatu yang ghaib, tapi nyata. Sangat celaka bila kita tidak mempercayai akan keberadaannya. Ada atau pun tidak ada di hadapan pelupuk mata, kita tetap harus yakin bahwa akhirat benar-benar ada. Ilmu bermanfaat yang kita miliki juga akan menjaga kita di alam kubur nanti. Tak apa jika mengerjakan tugas semalaman penuh, tetapi ujungnya tidak jadi dikumpulkan. Anggap saja tambah ilmu dan wawasan.
Ketika ada tugas menumpuk, pikiran sedang bebel-bebelnya, hanya menetap di ujung pena mentok, stuck, disanalah keimanan terguncang begitu keras. Mencontek adalah satu-satunya jalan terbaik yang akan aku ambil. Hadeh. Salah kaprah!! Tetap fokus pada tujuan. Untuk apa kita mencari ilmu? Hanya sampai disini kah perjuangan kita? Semoga saja tidak. Mencontek hanya akan membohongi diri sendiri yang hasilnya tentu akan mengkhianati kita dihadapan Allah. Ketika tangan, hati, pikiran, mata, bahkan jari-jari untuk menulis contekan itu akan membisu dihadapan Allah ketika diminta pertanggungjawabannya. Hal itu jangan sampai terjadi.

So,masih mau mencontek? Be a human stand alone!! klik di sini

Komentar