Islam diturunkan oleh Allah SWT melalui malaikat Jibril yang membawa
wahyu dari Allah untuk disampaikan kepada Muhammad. Proses dijadikannya
Muhammad sebagai seorang nabi melalui kisah panjang dan bukan sembarang orang.
Ia adalah orang terpilih di antara milyaran bahkan triliyunan orang di dunia,
baik yang telah tiada maupun yang akan datang.
Nasabnya pun terjaga. Nabi Ibrahim menjadi bapaknya yang ia akui berkat
keshalihan dan keimanannya. Terlahir dari Bani Hasyim, sebuah klan terhormat
bukan karena harta semata. Kisah percintaan kedua orang tuanya, Aminah dan Abdullah
tanpa kenal zina. Sepeninggal keduanya, ia diasuh dengan penjagaan yang tertata
tanpa hilang dari jangkauan kejelian mata. Kehalalan atas dirinya berasal dari
keberkahan harta yang terhindar dari barang haram maupun azab pedih neraka. Perang
yang dipimpinnya jauh dari kata kalah terhadap lawan dihadapannya. Beristerikan
wanita mulia. Keturunannya tetap terjaga untuk melindungi risalahnya. Tempat kembalinya
adalah surga.
Geert Wilders ialah orang Belanda
sebagai politikus sayap kanan yang
cukup tersohor (Wikipedia, Instagram)
|
Menjadi orang baik yang terjamin kehidupannya akan kekal di surge membawanya
pada penuh keberkahan maupun rintangan. Berdakwah melalui kekuasaan, lisan, dan
untaian doanya selalu tercurahkan demi umat manusia, tidak hanya umat Islam. Hal
yang paling dipikirkan hingga ajal menjemputnya hanyalah umatnya, “Ummati…ummati…ummati...”.
Betapa khawatirnya dirinya kepada umatnya agar tetap pada jalan yang benar,
yaitu Islam. Peluh dan darah yang bercucuran tak pernah dipedulikannya demi
menegaskan mana yang bathil dan haq.
Begitu berat aral melintang yang menghadangnya. Begitu teganya orang di
luar sana melecehkannya melalui berbagai cara. Baru-baru ini tersiar kabar
mengenai challenge pembuatan kartun penampakan Nabi Muhammad SAW. Challenge
tersebut menghasilkan satu gambar yang cukup menggelitik pada tulisan “You can’t
draw me!” dibagian atas. Tertulis “That’s why I draw you.” pada bagian
bawahnya.
Lihatlah ekspresinya dalam gambar tersebut. Rasulullah tergambarkan seperti
orang terkejam di dunia sembari mengangkat pedang dengan tangannya. Penggambaran
melalui kertas maupun digital tetap tidak dapat diterima. Tidak perlu dalil
untuk mengungkapkannya apabila bosan disodori dalil. Kita pakai saja logika
sederhana manusia.
Bagaimana mungkin orang bisa menggambarnya sementara tidak ada dalil syar’i
yang menerangkan perawakan Rasulullah secara jelas?
Bagimana bisa seandainya para sahabat menggambarnya sementara tidak ada
riwayat yang mengatakan bahwa ada sahabat yang pandai menggambar wajah?
Terlebih lagi sebagai akademisi, bagaimana mungkin apabila gambar itu
benar-benar ada dapat terjaga hingga 15 abad lamanya?
Banyak pertanyaan yang tidak dapat terpecahkan untuk membenarkan
penggambaran sosok baginda Rasulullah, Nabi Muhammad SAW. Kejadian ini terulang
kembali sejak decade terakhir ini. Sikap ummat Islam yang “digertak” mengenai
penggambaran nabi dan rasul rupanya tidak terlalu mengusik pikirannya. Kita sudah
terlena dengan urusan dan kesibukan dunia, sehingga menganggap hal ini hanya
remeh-temeh. Wajar saja jika mereka terus melakukan pelecehan, diskriminasi,
penyerangan, dan pengancaman terhadap kaum Muslimin.
Kurang apa lagi cinta Rasulullah terhadap umatnya dengan segala pengorbanannya meskipun telah dijanjikan surga oleh Allah? Sadarlah, kita wahai saudara kaum Muslimin.
Komentar